1. Tanah langsung,
( Lahan khusus, pekarangan , halaman rumah )
sebagai tanaman produktif karena sawo berbuah tanpa mengenal musim.
Ketinggian bibit cangkokan sawo hingga 2 meter lebih,
2. Pot/ Tabulampot
Ketinggian 1 meter hingga di bawahnya, meski demikian mampu cepat berbuah dalam pot karena hasil cangkok.
3. Bonsai
Ketinggian menyesuaikan tipe Bonsai. Batang cangkokan dipilih yang memiliki lekuk batang dan keunikan sesuai gaya bonsai.
Nama pulau Jawa, terabadikan dalam nama ilmiahnya, yakni Protium Javanicum Burm, di beberapa daerah, populasi tanaman khas yang mendiami pulau Jawa sudah banyak yang berkurang bahkan tergolong langka.
Di desa saya sendiri, dari hasil penyisiran terakhir yang saya lakukan hanya menemukan satu batang pohon, berlokasi di empang yang sudah dikavling dan sebagian sudah dibangun rumah. Lokasi tumbuhnya saya dapat dari informasi pencari rumput.
Sebelum pencarian, saya yakin, tanaman ini memang ada di daerah saya karena masih teringat ketika kecil dulu pernah mencicipi buah pohon yg kebetulan tumbuh besar dan menjulang tinggi , berdiri di tanah yang tak jauh ditumbuhi tanaman Rukem ( juga langka di daerah saya ) di dekat tanah makam.
Keadaan tanaman telah ditebang dan tinggal pangkal/ bonggolnya saja, namun telah tumbuh cabang baru.
Hampir setengah hari saya lakukan penggalian dan berhasil saya angkat kemudian memindah ke tempat pembibitan saya. Tentu sudah ijin kepada pemilik tanah dimana tanaman itu tumbuh.
Beberapa Minggu sebelum saya gali, saya cangkok salah satu cabang yang besar karena sayang, ketika pemindahan nanti harus dikurangi/ dipotong batang tersebut untuk mengurangi proses penguapan yang berlebihan agar tanaman tidak stres dan mampu bertahan hidup hingga tumbuh tunas dan akar baru.
Bisa Anda saksikan di video dan foto berikut, kondisi pohon setelah beberapa Minggu saya lakukan penanganan khusus supaya tidak stres dan tumbuh normal pasca pemotongan akar besar dan pemotongan cangkok.
Berikut spesifikasi tanaman Trenggulun dari beberapa sumber.
Trenggulun (Protium javanicum Burm.)
Sinonim :
Amyris protium L.
Protium zollingeri Engl.
Nama umum
Indonesia: Trenggulun, trenggulon, kayu bawang (sunda), kayu pahit (Bengkulu)
Pohon trenggulun mempunyai batang yang kokoh dan kuat namun berduri. Pada masa pertumbuhan, duri tanaman ini muncul tunas dan bisa tumbuh menjadi cabang.
Daunnya mengandung minyak astiri yang berbau khas.
Daun trenggulun memiliki beberapa kandungan zat atau senyawa aktif, berdasarkan hasil penelitian tentang kandungan daun yang telah di jadikan minyak astiri diketahui terdapat senyawa penting. Adapun zat aktif tersebut antara lain: pinene (16,85%), myrcene (1,53%), phellandrene (45,34%), p -cymene (5,60%), limonene (15,70%), ocimen (0,34%), bicyclogermacrene (1,61%),elemene (2,27%), caryophyllene (7.90%), humulene (0,88%) , germacrene (1,50%), spathulenol (0,23%) dan caryophyllene oksida (0,24%).
Dan dari kandungan senyawa tersebut ada empat unsur yang diketahui memiliki potensi sebagai pengendali hama, zat tersebut adalah Empat dari senyawa yang terdeteksi seperti: pinene, Myrcene, limonene dan caryophyllene. Senyawa tersebut telah dikenal memiliki aktivitas untuk menekan nafsu makan juga sebagai penolak terhadap beberapa serangga.
( Ref.dari berbagai sumber)
Pohon juga memiliki buah kecil - kecil seperti anggur dan berwarna merah. Rasa buahnya manis masam kalau buahnya berwarna merah cerah, dan kalau matang berasa manis, warna buahnya berubah menjadi merah kehitam-hitaman.
Buah trenggulun berkhasiat untuk mencegah seriawan namun bagi yang belum mencicipi sama sekali akan terkena efek samping dari buah trenggulun yaitu tenggorokan terasa gatal. namun efek samping ini hanya bersifat sementara.
Pohon yang tumbuh didataran rendah sekitar 35 meter dpl sampai 251 meter dpl berkayu keras ini digunakan untuk posting, katrol-blok, gagang perkakas dan palu kayu. Ini menghasilkan kualitas arang yang baik. Dipakai untuk gagang keris dan kerajinan lainnya seperti gelang, tasbih, dsb.